Gerak rotasi
(melingkar) adalah gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa
lingkaran. kita akan mempelajari bagaimana suatu benda dapat berotasi
dan apa yang menyebabkan. Oleh karena itu, kita akan mengawali dengan
pembahasan tentang pengertian momen gaya, momen inersia, dan momentum
sudut pada gerak rotasi.
Momen Gaya (Torsi) Pada Gerak Rotasi
Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat gaya yang bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.
Gambar diatas memperlihatkan sebuah gaya
F bekerja pada sebuah benda yang berpusat massa di O. Garis/kerja gaya
berjarak d, secara tegak lurus dari pusat massa, sehingga benda akan
berotasi ke kanan searah jarum jam. Jarak tegak lurus antara garis kerja
gaya dengan titik pusat massa disebut lengan gaya atau lengan momen.
Momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya (F) dengan jarak
lengan gaya (d). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
τ� = F × d
Karena d = r × sin� θ, maka persamaan di atas menjadi sebagai berikut.
τ� = F × r × sin� θ
Keterangan:
τ : momen gaya (Nm)
d : lengan gaya (m)
F :gaya (N)
r : jari-jari (m)
d : lengan gaya (m)
F :gaya (N)
r : jari-jari (m)
Arah momen gaya dinyatakan oleh aturan
tangan kanan. Bukalah telapak tangan kanan kita dengan ibu jari terpisah
dari keempat jari yang lain. Lengan gaya d sesuai dengan arah ibu jari,
gaya F sesuai dengan arah keempat jari, dan arah torsi sesuai dengan
arah membukanya telapak tangan.
Momen gaya �τ menyebabkan benda
berotasi. Jika benda berotasi searah jarum jam, maka torsi yang bekerja
pada benda bertanda positif. Sebaliknya, jika benda berotasi dengan arah
berlawanan dengan arah jarum jam, maka torsi penyebabnya bertanda
negatif. Torsi-torsi yang sebidang dapat dijumlahkan.
Apabila pada sebuah benda bekerja
beberapa gaya, maka jumlah momennya sama dengan momen gaya dari resultan
semua gaya yang bekerja pada benda tersebut. Secara matematis dapat
dituliskan seperti di bawah ini.
� τO1 + τO2 +� τO3 +� …. � Rd atau ΣτO =� Rd
Momen Inersia Pada Gerak Rotasi
Momen inersia (kelembaman) suatu benda
adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berputar terhadap porosnya.
Nilai momen inersia suatu benda bergantung kepada bentuk benda dan letak
sumbu putar benda tersebut.
Misalkan kita memiliki sebuah batang
ringan (massa diabaikan) dengan panjang R. Salah satu ujung batang,
yaitu titik P, ditetapkan sebagai poros rotasi. Pada ujung batang yang
lain dihubungkan dengan sebuah partikel bermassa m. Jika sistem diputar
terhadap poros P , sehingga partikel berotasi dengan kecepatan v, maka
energi kinetik rotasi partikel dapat ditulis sebagai berikut.
Karena v = R ω , maka
Momen inersia dilambangkan dengan I, satuannya dalam SI adalah kgm2.
Nilai momen inersia sebuah partikel yang berotasi dapat ditentukan dari
hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak partikel tersebut dari
titik pusat rotasi. Faktor m × R2 merupakan momen inersia titik terhadap
sumbu putarnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
I = m · R2
Keterangan:
I : momen inersia (kgm2)
R : jari-jari (m)
m : massa partikel atau titik (kg)
R : jari-jari (m)
m : massa partikel atau titik (kg)
Benda yang terdiri atas susunan partikel (titik), jika melakukan gerak rotasi memiliki momen inersia sama dengan hasil jumlah dari momen inersia partikel penyusunnya.
I �= Σ�mi � x Ri2 = (m1 × R21) + (m2 × R22) + (m3 × R23) + …
Pada gambar berikut, dilukiskan momen inersia pada gerak rotasi berbagai benda tegar homogen.
Momentum Sudut Pada Gerak Rotasi
Pernahkah kita melihat orang bermain
gasing? Mengapa gasing yang sedang berputar meskipun dalam keadaan
miring tidak roboh? Pasti ada sesuatu yang menyebabkan gasing tidak
roboh. Setiap benda yang berputar mempunyai kecepatan sudut. Bagaimana
hubungan antara momen inersia dan kecepatan sudut?
Gambar di atas memperlihatkan titik A
yang berotasi dengan sumbu putar O. R adalah jarak antara O dan A.
Selama berotasi titik A memiliki momentum sebesar P = m × v. Hasil perkalian momentum dengan jarak R disebut momentum sudut, dan diberi notasi L.
L = P × R
L = m × v × R
L = m × ω × R × R
L = m × R2 × ω
L = m × v × R
L = m × ω × R × R
L = m × R2 × ω
Apabila momentum sudut dihubungkan dengan momen inersia, maka diperoleh persamaan sebagai berikut.
L = I × ω
Keterangan:
v : kecepatan linear (m/s)
L : momentum sudut (kg m2s–1)
m : massa partikel/tittik (kg)
R : jarak partikel ke sumbu putar (m)
ω : kecapatan sudut (rad/s)
I : momen inersia (kg m2)
L : momentum sudut (kg m2s–1)
m : massa partikel/tittik (kg)
R : jarak partikel ke sumbu putar (m)
ω : kecapatan sudut (rad/s)
I : momen inersia (kg m2)
Momen Kopel Pada Gerak Rotasi
Kopel adalah pasangan dua gaya sama besar dan berlawanan arah yang garis-garis kerjanya sejajar tetapi tidak berimpit.
Besarnya kopel dinyatakan dengan momen
kopel (M), yaitu hasil perkalian salah satu gaya dengan jarak tegak
lurus antara kedua gaya tersebut. Secra matematis dapat ditulis sebagai
berikut.
M = F × d
Keterangan:
M : momen kopel (Nm)
F : gaya (N)
d : jarak antargaya (m)
F : gaya (N)
d : jarak antargaya (m)
Pengaruh kopel pada suatu benda
memungkinkan benda tersebut berotasi. Jika kopel berotasi searah jarum
jam diberi nilai negatif (–), dan jika berlawanan dengan arah jarum jam
diberi nilai positif (+).
Contoh kopel adalah gaya gaya yang
bekerja pada jarum kompas di dalam medan magnetik bumi. Pada kutub utara
dan kutub selatan jarum, bekerja gaya yang sama besar, tetapi arahnya
berlawanan.
Gaya-gaya yang bekerja pada kedua kutub jarum kompas karena gerak rotasi
0 comments:
Post a Comment