Subnetting adalah termasuk sebuah materi yang banyak keluar di ujian CCNA
dengan berbagai variasi soal. Untuk menjelaskan tentang
subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi
yang sudah kita kenal di sekitar kita.
Subnetting adalah proses menunjuk
beberapa bit high-order dari bagian host dan mengelompokkan mereka
dengan topeng jaringan untuk membentuk subnet mask. Ini membagi jaringan
menjadi subnet yang lebih kecil.
Sebuah alamat memenuhi fungsi
mengidentifikasi tuan rumah dan menemukan itu pada jaringan. Jaringan
yang paling umum menangani arsitektur Internet Protocol versi 4 (IPv4),
namun penggantinya, IPv6, telah semakin digunakan sejak sekitar tahun
2006.
Sebuah alamat IPv4 terdiri dari 32 bit,
untuk dibaca ditulis dalam bentuk yang terdiri dari empat oktet desimal
yang dipisahkan oleh titik, disebut dot-desimal notasi. Sebuah alamat
IPv6 terdiri dari 128 bit yang ditulis dalam notasi heksadesimal dan
pengelompokan 16 bit yang dipisahkan oleh titik dua.
Untuk tujuan manajemen jaringan, alamat
IP dibagi menjadi dua bagian logis, awalan jaringan dan host identifier
atau lapangan istirahat. Semua penghuni di subnetwork memiliki awalan
jaringan yang sama. Ini awalan routing yang menempati bit paling
signifikan dari alamat.
Jumlah bit yang dialokasikan dalam
jaringan untuk awalan routing internal dapat bervariasi antara subnet,
tergantung pada arsitektur jaringan. Sementara di IPv6 awalan harus
terdiri dari satu set berdekatan 1-bit, dalam IPv4 ini tidak ditegakkan,
meskipun tidak ada keuntungan untuk menggunakan non-contiguous 1-bit.
Bagian host adalah identifikasi lokal yang unik dan baik nomor host di jaringan lokal atau identifier antarmuka.
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini
bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto
terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah
rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada
seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan
keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan
lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah
baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini
akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi,
serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola
wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi
ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja
menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer
(host).
Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja
jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar,
tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot
Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah
seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah).
Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255),
yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network
tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting
jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET,
masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana
kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address
mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang
BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya.
Sumber : .http://romisatriawahono.net/2006/02/10/memahami-konsep-subnetting-dengan-mudah/
.http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-subnetting-menurut-desainer-internet-protocol/
0 comments:
Post a Comment